Wakili DIY Rebut Piala Menteri
Bregada Bremoro Geni, Terbaik
Tidak sia-sia upaya yang dilakukan Bregada Bremoro Geni. Rombongan 60 prajurit tradisional asal Dowangan, Banyuraden, Gamping yang dipimpin oleh Unggul ini dikirim Pemkab Sleman mewakili DIY ‘menyerbu’ ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Prestasi yang cukup prestasius pun mereka bawa pulang.
Di acara Karnaval Prajurit Tradisional Nusantara Wira Budaya 2008 yang diikuti para wakil propinsi si-Indonesia pada 2 November 2008 lalu, berhasil meraih peringkat terbaik kategori arak-arakan dan merebut tropi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) RI.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, Drs. Dwi Supriyatno MS yang didampingi Kepala Bidang Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisional Aji Wulantoro SH, Selasa (4/11), usai ikut mendampingi rombongan, mengatakan bangga dengan prestasi tersebut.
“Para pemain tampil maksimal, walaupun persiapannya cukup singkat. Bahkan ketika di Jakarta tidak cukup waktu buat istirahat”, kata Dwi. Selain merebut tropi Menbudpar, wakil DIY dari Sleman ini juga masuk kedalam peringkat lima besar peserta berpenampilan terbaik.
Penampilan wakil dari Sleman tersebut, berdasarkan pengamatan KR Iyang ikut meliput kegiatan yang dipusatkan di lapangan Tugu Api Pancasila TMII ini, sebenarnya tergolong ‘biasa’. Dibandingkan penampilan peserta daerah lain yang sangat atraktif dan koreografinya dipersiapkan cukup matang.
Taruhlah misalnya, penampilan wakil dari DKI Jakarta yang membawakan fragmentasi pasukan Untung Suropati. Penampilannya diselingi dengan adegan perilaku penjajah Belanda yang kejam terhadap rakyat, sehingga mengobarkan perlawanan Untung dan anak buahnya.
Lalu peserta dari Kalimantan Barat, yang menampilkan prajurit putrid Laskar Kemuning di masa Kesultanan Pontianak. Adegan tarian yang diselingi permainan kipas dan tombak terlihat begitu memukau dan mengundang decak kagum ribuan penonton.
Atraksi yang ditampilkan Bregada Bremara Geni, nyaris kering dari sentuhan kreasi koreografi. Namun lemparan anak panah ke udara, yang jatuh kembali bagaikan guguran bunga putih, barangkali menjadi sebuah atraksi singkat yang cukup menghibur.
Tapi bias menjadi penampilan yang konsisten dengan pakem tradisional, justru menjadikan wakil DIY dari Sleman ini meraih penghargaan. Jadi wajar tropi dari menteri yang dibawa pulang oleh prajurit pengiring upacara adapt Mbah Demang setiap bulan Sura di Banyuraden ini. (Hari S)-z
Sumber tokhe :
Harian Kedaulatan Rakyat Rabu Wage, 5 November 2008
Bregada Bremoro Geni, Terbaik
Tidak sia-sia upaya yang dilakukan Bregada Bremoro Geni. Rombongan 60 prajurit tradisional asal Dowangan, Banyuraden, Gamping yang dipimpin oleh Unggul ini dikirim Pemkab Sleman mewakili DIY ‘menyerbu’ ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Prestasi yang cukup prestasius pun mereka bawa pulang.
Di acara Karnaval Prajurit Tradisional Nusantara Wira Budaya 2008 yang diikuti para wakil propinsi si-Indonesia pada 2 November 2008 lalu, berhasil meraih peringkat terbaik kategori arak-arakan dan merebut tropi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) RI.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, Drs. Dwi Supriyatno MS yang didampingi Kepala Bidang Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisional Aji Wulantoro SH, Selasa (4/11), usai ikut mendampingi rombongan, mengatakan bangga dengan prestasi tersebut.
“Para pemain tampil maksimal, walaupun persiapannya cukup singkat. Bahkan ketika di Jakarta tidak cukup waktu buat istirahat”, kata Dwi. Selain merebut tropi Menbudpar, wakil DIY dari Sleman ini juga masuk kedalam peringkat lima besar peserta berpenampilan terbaik.
Penampilan wakil dari Sleman tersebut, berdasarkan pengamatan KR Iyang ikut meliput kegiatan yang dipusatkan di lapangan Tugu Api Pancasila TMII ini, sebenarnya tergolong ‘biasa’. Dibandingkan penampilan peserta daerah lain yang sangat atraktif dan koreografinya dipersiapkan cukup matang.
Taruhlah misalnya, penampilan wakil dari DKI Jakarta yang membawakan fragmentasi pasukan Untung Suropati. Penampilannya diselingi dengan adegan perilaku penjajah Belanda yang kejam terhadap rakyat, sehingga mengobarkan perlawanan Untung dan anak buahnya.
Lalu peserta dari Kalimantan Barat, yang menampilkan prajurit putrid Laskar Kemuning di masa Kesultanan Pontianak. Adegan tarian yang diselingi permainan kipas dan tombak terlihat begitu memukau dan mengundang decak kagum ribuan penonton.
Atraksi yang ditampilkan Bregada Bremara Geni, nyaris kering dari sentuhan kreasi koreografi. Namun lemparan anak panah ke udara, yang jatuh kembali bagaikan guguran bunga putih, barangkali menjadi sebuah atraksi singkat yang cukup menghibur.
Tapi bias menjadi penampilan yang konsisten dengan pakem tradisional, justru menjadikan wakil DIY dari Sleman ini meraih penghargaan. Jadi wajar tropi dari menteri yang dibawa pulang oleh prajurit pengiring upacara adapt Mbah Demang setiap bulan Sura di Banyuraden ini. (Hari S)-z
Sumber tokhe :
Harian Kedaulatan Rakyat Rabu Wage, 5 November 2008