===============================================================

Posting yang tertunda (2)

Semarak Pawai 'Hadeging Kutha Ngayogyakarta Hadiningrat'

Rangkaian perayaan 250 tahun kota Jogja telah dimulai sejak pembacaan Deklarasi Bangkit Jogja pada tanggal 16 Juli 2006. Berkaitan dengan program perayaan tersebut, panitia HUT kota Jogja yang ke-250 akan melaksanakan salah satu even terbesarnya, Kirab Hadeging Kutha Ngayogyakarta yang akan berlangsung pada hari Jumat, 15 September 2006.
Berlangsung sejak pukul 13.00 WIB, kirab ini akan melibatkan lebih dari 5000 orang. Seluruh elemen masyarakat kota Jogja diajak berkumpul untuk melaksanakan kirab sejauh 7 kilometer, dari Petilasan Ambarketawang hingga perempatan Kantor Pos Besar. Pemilihan pusat kegiatan yang berada di perempatan Kantor Pos Besar ini dikarenakan perempatan tersebut merupakan titik pusat kota Jogja (0 kilometer). Secara filosofis, titik 0 kilometer melambangkan bahwa seluruh masyarakat Jogja diharapkan bersama-sama membangun kembali kota Jogja mulai dari nol setelah diterpa bencana gempa pada 27 Mei 2006 lalu.
Rute yang dibagi menjadi tiga etape ini merupakan napak tilas rute yang dahulu dilewati Sri Sultan Hamengku Buwono I saat memindahkan Kraton Jogja dari Petilasan Ambarketawang menuju Alas Beringan (yang saat ini dikenal dengan Alun-alun Yogyakarta). Pembagian tiga etape ini dilakukan agar rombongan masyarakat yang akan mengikuti kirab tidak terpusat menjadi satu.
"Tahun ini (acara kirab-red) kita buat agak spektakuler. Tujuannya kan bagaimana Jogja bangkit, masyarakat bisa bareng-bareng membangun Jogja dan mengabarkan kalau Jogja sudah bisa dikunjungi lagi," ujar Darwin Puthu Artha selaku koordinator acara tersebut. Sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, acara kirab tahun ini memang dibuat lebih spektakuler dengan maksud dapat menimbulkan semangat kebersamaan dan bangkit.
Kespektakuleran acara ini dapat terlihat dari diundangnya 60 grup kesenian yang berasal dari 14 kecamatan di Jogja serta utusan dari Kabupaten Bantul dan Sleman. Selain itu juga mengundang kelompok kesenian profesional, seperti Kelompok kesenian dari Sapto Raharjo dan Didik Nini Thowok, untuk ikut berpartisipasi.
Tidak hanya itu, pada saat kirab juga ditampilkan 10 pusaka Kraton yang selama ini belum pernah dikeluarkan. "Seumur-umur baru sekali ini sepuluh pusaka Kraton kita keluarkan. Kan biasanya yang dikeluarkan replikanya," jelas Darwin. Kehadiran pusaka-pusaka ini juga diharapkan mampu menjadi tolak bala untuk menghalau kota Jogja dari bencana. Selain mengeluarkan 10 Pusaka Kraton, kirab ini juga melibatkan 4 pasukan Kraton, 2 pasukan Bregada Merti Code, 3 pasukan Senopati Ambarketawang, serta 2 pasukan Pakualaman.
Rombongan yang diperkirakan mencapai 5000 orang ini, akan berbaris sepanjang 3 kilometer dan baru diperkirakan mencapai titik nol tersebut pada pukul 18.00 WIB. Agenda lain yang tidak kalah spektakuler dari acara ini adalah kehadiran barongsai yang konon hanya dimunculkan pada acara-acara kenegaraan saja.

Sumber tokhe : http://www.trulyjogja.com di sini

Your Ad Here

Mesin Pencari Pekerjaan